Ebook vs Buku Fisik: Mana yang Lebih Pas untuk Gaya Belajarmu?
Ada dua jenis orang di dunia ini: yang suka dengan sensasi saat membalik halaman buku, dan yang tidak terlalu pusing karena membaca dengan hanya mengusap layar sambil menyeruput kopi. Tapi sebenarnya, mana yang lebih baik— yang satu buku fisik, yang satu eBook, banyak dari kita belajar menggunakan cara dan media yang berbeda dan mana yang lebih baik? Lewat ebook atau buku fisik?
Penulis pernah memiliki
pengalaman lucu. Dulu, saat kuliah, karena terlalu rajin dan tidak ingin repot,
penulis membawa 3 buku tebal ke kampus sampai tasnya jebol. Tapi semenjak punya
e-reader, hidup terasa lebih ringan—tapi... ada rasa hampa yang tak
tergantikan: bau kertas baru, coretan pensil di margin, atau sensasi pembatas
buku dari tiket bioskop yang terselip di bab 5. Kembali lagi ke pertanyaan
sebelumnya, mana yang lebih baik? Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kedua
cara dan media ini untuk membantu kita belajar?
Ebook: Praktis Tapi (Sedikit)
Dingin
Kelebihan:
- Bisa menyimpan ratusan judul
buku tanpa memberatkan bahu—bayangkan, seluruh perpustakaan dalam
genggaman!
- Fitur pencarian yang memudahkan
saat lupa kutipan penting (tanpa harus membalik halaman terlalu sering ala
detektif).
- Ramah lingkungan—tidak butuh kertas atau tinta.
Kekurangan:
- Mata lebih cepat lelah karena screen time (meski ada alternatif
seperti Kindle lebih nyaman).
- Tidak bisa highlight atau corat-coret bagian yang penting dan menarik
seenaknya (kecuali pakai stylus).
- Baterai habis = ilmu tertunda. Karena
ini device elektronik yang tentunya memiliki masa habis baterai.
Kelebihan:
- Sensasi tactile yang bikin fokus—nggak ada notifikasi ganggu yang
mengalihkan fokus kita!
- Kenangan fisik: coretan,
lipatan halaman, atau noda kopi yang jadi "jejak sejarah" membaca
kita.
- Hadiah yang lebih personal—ada
beberapa orang yang sengaja menuliskan dedikasi di halaman pertama untuk orang
tersayang.
- Berat dan makan tempat (apalagi
kalau sering pindah kos seperti penulis dulu).
- Harga lebih mahal + risiko
rusak/terlipat.
- Susah dibaca dalam
gelap—kecuali pakai senter ala anak kost-an tahun 90an.
Bonus Spesial: Ebook + Audiobook
"Generative AI bagi Pemula"
Nah, melenceng sedikit dari
pembahasan, buat kamu yang penasaran dan pengen belajar tentang Generative AI
tapi malas baca teks panjang, ada kabar seru buat kamu!
Dengan beli eBook
"Generative AI bagi Pemula" yang bisa dibaca kapanpun dan dimanapun,
kamu juga dapat audiobook eksklusif "Pengantar Generative AI"—seperti
trailer yang bikin kamu makin penasaran dan ngerti isi bukunya secara singkat.
Bayangkan, sambil masak rendang atau nunggu kereta, kamu bisa dengar penjelasan
super simpel tentang:
- Cara AI menghasilkan
teks/gambar (spoiler: bukan sihir, tapi ini matematika!).
- Contoh aplikasinya di dunia
kerja/kreativitas.
Dapatkan Sekarang: Generative AI Bagi Pemula + Bonus Audiobook
Kesimpulan: Belajar Itu Bebas,
yang Penting Dimulai Dari Sekarang
Akhirnya, pilihan antara ebook
atau buku fisik itu seperti memilih antara kopi tubruk atau espresso—tergantung
selera dan situasi. Yang penting, apapun mediumnya, ini semua hanyalah alat –
yang penting ilmu tetap bisa menghantam pikiran kita seperti petir yang membuat
kita jadi lebih berwawasan dan mendapatkan perskpektif yang baru setiap hari.
Seperti kata Neil Gaiman:
"Buku adalah mimpi yang kau pegang dengan tangan."
Entah itu lewat layar atau kertas, yang terpenting adalah kita tetap membuka diri pada dunia baru yang belum pernah dijelajahi. Belajar nggak harus mahal atau ribet—bisa dimulai dari eBook yang terjangkau, pinjam perpus, atau bahkan dengar Audiobook sambil bersepeda!
Instagram, Tiktok, Facebook, X, Youtube
"Bacalah, meski kau harus merangkak di antara huruf-huruf yang asing."📖🚀
Tidak ada komentar:
Posting Komentar