Selasa, 10 Juni 2025

Daya Beli Menurun: Tantangan & Peluang Bagi Kita

 

    Harga sembako meroket, kebutuhan pokok semakin berat di kantong, dan gaji terasa tak pernah cukup—fenomena penurunan daya beli masyarakat bukan lagi isu abstrak, melainkan realita sehari-hari yang dihadapi semua kalangan termasuk kita sebagai muda. Laporan Bank Indonesia (2024) mencatat daya beli masyarakat menurun 5,8% dibanding tahun sebelumnya, didorong inflasi dan stagnasi upah. 

Lalu, bagaimana kita harus menyikapinya? 

Baca Juga: Menikmati Proses: Hidup Bukan Hanya Sekedar Terlihat Hidup Seperti Media Sosial  


Dampak Penurunan Daya Beli Pada Pekerja Muda 

1. Gaji "Umpet" di Tengah Kenaikan Harga 

   - Upah rata-rata pekerja muda (Rp3-5 juta/bulan) sulit mengejar kenaikan harga kebutuhan (beras +15%, telur +20% dalam setahun).  Masalahnya adalah: Biaya kos + transportasi + makan bisa menghabiskan 70-80% gaji. 

2. Mengencangkan Ikat Pinggang, Tapi Tetap Produktif 

   - Pengeluaran hiburan dan gaya hidup dipangkas, tapi tuntutan skill di pekerjaan justru ditingkatkan secara signifikan. 

3. Peluang Bisnis Sampingan Semakin Dicari 

   - Survei LinkedIn (2024): 65% pekerja muda Indonesia mulai mencari side hustle untuk tambahan penghasilan mereka. 

Baca Juga: Inovasi IOH Corp & GOTO: Revolusi Baru Untuk Indonesia

 

Tiga Strategi Bertahan & Bangkit di Tengah Krisis 

1. Tingkatkan Nilai Diri dengan Skill Future-Proof 

- Di saat perusahaan mengurangi budget, karyawan dengan skill AI, data analysis, atau digital marketing justru masih begitu dicari. 

- Manfaatkan waktu luang untuk belajar hal baru—bahkan gratis lewat YouTube atau kursus online. 

2. Diversifikasi Sumber Penghasilan 

- Mulai bisnis mikro: reseller produk kebutuhan harian, jasa freelance, atau konten kreatif. 

- Bisnis frozen food rumahan bisa menghasilkan Rp2-5 juta/bulan dengan modal awal Rp500 ribu. 

3. Melek Finansial & Investasi Kecil-kecilan 

- Alokasikan 10% penghasilan untuk: 

  Dana darurat (minimal 3x pengeluaran bulanan). 

  Investasi low-risk (reksadana pasar uang, emas digital). 

 Baca Juga: Jayneharaa Luncurkan Audiobook & Checklist Gratis Investasi Aman

 

🔥 Ebook "Generative AI bagi Pemula": Skill yang Bisa Membantumu Bertahan 

    Di era otomatisasi, menguasai AI bukan lagi pilihan—tapi keharusan. Ebook ini mengajarkan: 

Cara pakai AI untuk otomatisasi tugas (hemat waktu 2-3 jam/hari). 

Peluang bisnis berbasis AI tanpa perlu jadi programmer. 

Tips meningkatkan nilai diri dengan skill AI yang relevan. 

🚀 Kuasai AI Sekarang!

 Checkout Disini: Generative AI Bagi Pemula

 

🎵 Super Chill Blues Instrumental: Teman Setia di Masa Sukar 

    Di tengah tekanan ekonomi, musik instrumental bisa menjadi pelarian sehat buat kamu semua untuk: 

Menenangkan pikiran saat kerja lembur. 

Menemani belajar skill baru tanpa distraksi. 

Refleksi mensyukuri hal-hal kecil yang masih bisa dinikmati. 

Putar playlist-nya di YouTube Jayneharaa sekarang!!!

Dengarkan Disini: Super Chill Blues Instrumental

 

Kesimpulan: Krisis adalah Ujian Kreativitas 

Penurunan daya beli memang berat, tapi sejarah membuktikan bahwa masa sulit melahirkan inovasi terbaik. Lihat saja bagaimana Gojek lahir pasca krisis 2008, atau tumbuhnya bisnis kesehatan digital selama pandemi. 

Sebagai pekerja muda, kita punya dua pilihan: 

1. Mengeluh dan terjebak dalam ketakutan. 

2. Beradaptasi dengan memanfaatkan tools yang ada (seperti AI) dan membangun ketahanan finansial. 

Mulai hari ini dengan: 

- 1 jam belajar skill baru (AI, bisnis, dll). 

- Evaluasi pengeluaran (potong yang tidak esensial). 

- Bersyukur untuk hal kecil (seperti masih punya pekerjaan atau kesehatan). 

Baca Juga: Belajar - Senjata Rahasia Kita Menguasai Masa Depan


Follow @jaynehara untuk konten pengembangan diri yang real:   

📌 Instagram: Jayneharaa | Digital Product Publishing 

📌 YouTube: Jayneharaa | Digital Product Publishing

📌 Tiktok: Jayneharaa | Digital Product Publishing

📌 Facebook: Jayneharaa | Digital Product Publishing

📌 X (Twitter): Jayneharaa | Digital Product Publishing

 

"Orang yang selamat bukan yang paling kuat atau pintar, tapi yang paling responsif terhadap perubahan."  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar